Kamis, 30 Agustus 2018

Makanan khas karo Tasak Telu


Kota Berastagi, Kabupaten Tanah Karo dengan pemandangan alam yang indah dan suhu dingin, ternyata tak hanya menjanjikan kenikmatan mata. Berbagai ciri khas kota wisata ini memang tak pernah membosankan untuk dinikmati. Selain sebagai objek wisata kota, kota Berastagi dengan penduduk mayoritas suku Karo ini ternayata juga memiliki kekayaan kuliner khas, salah satunya Tasak Telu. Tak banyak yang mengenal Tasak Telu, makanan tradisional Karo yang biasanya hanya bisa dinikmati untuk acara adat tertentu. Kini, Tasak Telu mulai menjadi menu khusus di warung nasi kawasan kota Brastagi dan Kabupaten Karo.


Warung makan Neo Cica di Simpang Raya, Kecamatan Berastagi adalah salah satu warung Tasak Telu

yang cukup terkenal di kota Berastagi. Lokasinya sederhana, hanya menggunakan dinding tepas dan makan lesehan. Tapi setiap harinya, warung Mbore Tarigan ini selalu dipenuhi pelanggan.
.Tasak Telu dalam bahasa Karo berarti masakan tiga jenis. Yakni ayam buras rebus dengan bumbu khusus, cepera atau kuah ayam yang dicampur jagung gongseng dan sambah getah yakni sambal khas Karo dari cabe rawit/kincong, jeruk nipis dan sedikit darah ayam.

Bahannya :
1. 1 ekor ayam kampung, diambil dagingnya, hati dan rempela
2. Daun Singkong ( 2 ikat / sesuai selera )
3. Kelapa yang muda ( ½ butir di parut )
4. Cabe rawit ( ½ ons / sesuai selera )
5. Jahe ( 1 ruas jari ) di keprek
6. Lengkuas ( 1 ibu jari ) dikeprek
7. Daun jeruk ( 5 helai )
8. Sereh ( 2 batang ) di keprek
9. Bawang putih ( 2 siung )
10. Jeruk nipis ( 2 buah/ sesuai selera )
11. Darah ayam

Cara membuat :
1. Rebus ayam, hati, rempela, dan usus ususnya kasih garam, sereh, jahe, lengkuas, daun jeruk sampai matang, biar tidak bau amis.
2. Sesudah matang ayam diambil dagingnya, hati, rempela dan usus di cincang.
3. Daun singkong di rebus sampai matang lalu di cincang halus.
4. Cabe rawit diulek sampai halus sama bawang putih, jika sudah halus di kasih air jeruk nipis dan daun jeruknya, dimasak dengan darahnya lalu diberi garam secukupnya dan di rasakan (intinya disini, enak apa tidaknya tergantung di bumbunya ini).
5. Kelapa yang sudah di parut di gongseng sebentar biar jangan cepat basi. ( jangan terlalu kering)
6. Di satukan dalam 1 wadah daging, daun singkong dan kelapanya lalu di aduk rata trus cincang lagi 

semuanya biar rata lalu di campurkan dengan darah lalu di aduk semuanya sampai merata.
Tasak telu daun singkong dan ayam ini siap di hidang kan dan di nikmati bersama, jika ada lemang lemang ayam akan tambah nikmat sehingga tidak terasa sudah 3 X tambah……hemmmmm…nikmat.
Catatan : Tasak Telu merupakan masakah khas Karo yang berarti “masak tiga” atau “tiga masakan” yang terdiri dari masakan ayam rebus yang dicampur dengan, darah ayam, daun singkong dan kelapa. Air rebusannya bisa disajikan sebagai kuah atau sup. Dalam Bahasa Karo, darah disebut dengan istilah “getah”
gimana saudara di coba dulu masakan khas tanah karo pasti sedap.
gim

Selasa, 14 Agustus 2018

mistis dan keunikan gunung sibayak

 Hasil gambar untuk gunung sibayak

Gunung Sibayak merupakan gunung berapi aktif, tahun 1881 adalah letusannya yang terakhir. Gunung ini terletak di Desa Semangat Gunung, Kec. Merdeka, Kab. Karo, Sumatera Utara. Kira-kira, 50 km dari pusat kota medan. Sangat populer di kalangan para pendaki yang berdomisili di pulau Sumatera, bahkan tak jarang petualang berwajah bule terlihat di track pendakian gunung Sibayak.

Kenyataannya, selain menyuguhkan pemandangan indah berupa hamparan alam yang luas, gunung Sibayak pun dikenal dengan berbagai cerita mistis, misteri dan mitos yang berhubungan dengannya. Oleh karenanya, dalam tulisan ini, kamu bakalan mengetahui tentang
 

1. Makna dari Nama Gunung Sibayak
 Gunung Sibayak sendiri memiliki makna 'si kaya'. Makna ini diambil dari bahasa orang Karo, yakni bayak yang berarti 'kaya'. Hal ini bisa kita hubungkan dengan kepercayaan orang Karo, bahwa di gunung Sibayak terdapat harta karun yang ditinggalkan raja kaya raya di jaman dahulu.

Sedikit informasi, sebagian orang Karo, menyebut gunung Sibayak dengan nama Gunung Raja.



2. Kisah Legenda Gunung Sibayak

Kisah berawal dari dua saudara laki-laki yang tinggal di gunung Sibayak (saat itu belum dinamai dengan gunung Sibayak), satu anak berumur 17 tahun dan satu lainnya berumur 15 tahun, yang baru saja ditinggal mati ayah dan ibunya. Kehidupan harus tetap berlanjut, beras yang ditinggalkan ayah dan ibunya sudah hampir habis. Mereka berdua mencari cara untuk bertahan hidup.

Mereka pun bersepakat untuk menanam padi, mencari lahan kosong yang subur dan menanaminya dengan bibit padi. Sepanjang siang, mereka bekerja di lahan padi, menggarap dan merawat padi. Malamnya, mereka pulang ke gubuk yang jaraknya tidak terlalu jauh dari ladang. Setiap hari, rutinitas mereka nyaris tak berubah, hingga padi yang mereka tanam terlihat subur dan mengeluarkan biji.

Namun pekerjaan belum selesai, sepanjang hari mereka harus menjaga padi yang sudah berwarna kuning dari serangan hama binatang liar, semisal babi atau monyet. Untuk memudahkan ketika memantau ladang, mereka berdua bermaksud mendirikan sebuah gubuk untuk berteduh. Mula-mula mereka harus meratakan tanah dengan cangkul.

Ketika si bungsu asik mencangkul tanah untuk diratakan, ia terkejut saat cangkulnya terbentur dengan benda keras di dalam tanah. Merasa penasaran, si bungsu terus menggalinya dan menemukan Kudin (kotak kecil yang terbuat dari kuningan). Ia bergegas memanggil kakanya. Berdua, mereka sama-sama membuka kudin tersebut, betapa terkejut, senang dan bahagianya mereka, ternyata di dalam kudin, mereka menemukan 2 emas yang berukuran, masing-masing, sebesar kepalan tangan orang dewasa.



Hari sudah mulai gelap, dengan perasaan suka cita, kaka-beradik itu pulang ke gubuk. Selesai mandi, mereka berdiskusi tentang bagaimana caranya mendapatkan uang banyak dari emas yang mereka temukan. Kesepakatan dibuat, esok sang kakak akan pergi ke kota untuk menjual emas tersebut, sedangkan sang adik seperti biasa, pergi ke ladang untuk menjaga padi yang akan segera dipanen.

Pagi sudah tiba, mereka berdua melakukan pekerjaan masing-masing, sesuai dengan kesepakatan, kakak ke kota dan adik ke ladang. Sesampainya di kota, sang kakak menghampiri kumpulan orang-orang yang terlihat kaya dan menawarkan emas tersebut. Namun mereka menawar harga terlalu rendah, membuat sang kakak tidak memberikannya.

Tidak patah arang, sang kakak terus mencari calon pembeli emasnya, hingga akhirnya ada yang menawar emasnya dengan uang kertas, dengan nilai terbesar, sebanyak satu karung penuh. Setelah mendapatkan uang yang ia inginkan, dia hendak pulang, bertemu dengan adiknya.

Sementara di ladang, sang adik baru saja selesai membuat ranjau yang mematikan di sekeliling ladang. Apapun yang masuk, 'doooor' dia akan meninggal tertancap bambu yang runcing.

Di tengah perjalanan pulang, sang kakak melihat toko roti, dia pun membeli roti sebanyak-banyaknya dan melanjutkan perjalanan. Sesaat kemudian dia melihat toko segala macam bahan pertanian, di sana, ia sempat membeli pembasmi hama dan penyubur padi. Namun celakanya, ia tidak sadar bahwa ia menyimpan obat pembasmi hama dan penyubur padi ke dalam kresek besar yang di dalamnya terdapat roti, tercampurlah antara roti dan obat itu.
 Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, ia pun sampai di gubuk, namun sang adik sepertinya masih di ladang. Tanpa pikir panjang, ia bergegas menuju ladang. Namun, kekita hendak memasuki ladang, 'doooor' kepalanya tertusuk bambu runcing, terkena ranjau yang dibuat adiknya.

 Melihat hal itu, sang adik menghampiri dan langsung melihat karung isi uang dan roti, tanpa memperdulikan keadaan kakaknya. Merasa lapar, ia pun langsung menyantap roti yang tercampur dengan obat pembasmi serangga. Setelah merasa pusing dan mual, sang adik pun meninggal di dekat jasad sang kakak.

Maka dari cerita di ataslah, banyak masyarakat yang menyimpulkan bahwa di gunung Sibayak terdapat hartu karun peninggalan raja kaya raya. Dan ada sebuah kesimpulan lain, bahwa tidak ada orang kaya, semua kembali kepada pangkuan gunung tersebut, gunung itulah yang kaya, gunung Sibayak.


3. Misteri Keberadaan Orang Bunian di Pedalaman Hutan Gunung Sibayak

Pada tahun 2009, ada seorang pendaki asal Jepang yang hilang dalam sebuah pendakian yang dilakukannya seorang diri. Selang lebih dari sepekan pencarian, turis tersebut ditemukan di hutan belakang gunung Sibayak.

Ketika diintrogasi, turis tersebut mengaku ingin mencoba track yang belum pernah dilalui orang lain, hingga akhirnya ia sampai di sebuah perkampungan, namun tidak satu orang pun yang menggubrisnya. Kurang lebih, turis itu bercerita;

Seluruh penduduk di kampung tersebut memiliki kaki yang terbalik dan bertubuh pendek. Saya tidak sadar bahwa saya berada di perkampungan yang salah. Di sana ada pasar yang menjajalkan bermacam makanan dan minuman, namun tidak satu pun makanan yang bisa saya pegang.

Saat malam hari tiba, saya melihat ada pesta rakyat yang cukup meriah, banyak penduduk yang menikmati pesta tersebut, mereka membakar api ungun dan berteriak-teriak. Hingga pada akhirnya saya berjalan mencari sungai dan tim Basarnas menemukan saya.

Kala itu, turis tersebut ditemukan dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, terlihat sangat lemas dan dehidrasi.

Menurut penuturan warga sekitar, untung saja turis Jepang itu tidak makan makanan orang bunian. Sebab, bila memakannya, ia tidak akan bisa pulang lagi.

 4. Suara Neraka yang Sering Terdengar di Gunung Sibayak

 Menurut warga sekitar, di gunung Sibayak sering terdengar suara jeritan, tangisan dan triakan, mereka menyebutnya dengan 'Suara Neraka'. Saking tersohornya mitos tentang suara neraka itu, dahulu pernah ada seorang peneliti asal Jepang. Peneliti itu merekam suara tersebut dan membawanya ke Jepang untuk dimasukan lab penelitian.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Jepang, suara tersebut tidak lain hanyalah suara angin yang menabrak tebing-tebing di gunung. Namun di dalamnya terdapat suara dengan frekuensi yang sangat rendah, hampir tidak bisa didengar oleh telinga telanjang, sekitar 15 Hz. Namun, suara tersebut mengandung getaran kencang yang dapat menimbulkan hormon steroid, membuat ketakutan, panik, stress bahkan berhalusinasi bagi siapa saja yang mendengarnya.

Cukup aneh bukan?, itulah suara neraka yang dibentuk alam yang sangat buas. Dapat membuatmu berhalusinasi atau ketakutan.

5. Sosok Wanita Berbaju Putih yang Menakutkan

Selain keberadaan orang Bunian, ternyata gunung Sibayak pun sangat akrab dengan cerita penampakan hantu perempuan yang mengenakan pakaian serba putih. Bahkan, banyak juga kisah wanita yang kesurupan saat menjelejahi alam rimba di gunung Sibayak.